Puisi Selimut Bening
Alhamdulillah bisa posting lagi nih ,pada posting kali ini share puisi Selimut Bening yang sebelumnya saya posting puisi Syukur kepada Tuhan
Selimut Bening
mungkinkah ini yang dunia tahu
mungkinkah itu hanya terucap
tak kuasa oleh bosan
bisakah aku menganggapnya sebuah ilusi ?
memprihatinkan memang
apakah hal ini harus terjadi untuk yang kedua kalinya ?
aku tau masalah kita hadapi bersama, untuk apa hanya mengandalkan sebuah satu kata
sakit
tak mengerti apa yang harus dilakukan
serba salah memang
tak seperti itu yang dunia inginkan
suatu saat kau akan tau betapa rasanya
jangan diulangi wahai sahabat - sahabatku
kita tau rasanya memang pahit
sepahit inikah susu ?
memang butuh waktu
butuh pengorbanan
sungguh ringan kau katakan
tapi berat untuk kudengar
kau sendiri yang memulai
kau sendiri yang mengakhiri
sungguh hebat kau bisa melakukan keduanya
bukan kepalang hebatnya
selalu saja diri ini yang merasa sendiri
lagi dan lagi
berhati - hatilah kawan, mereka adalah cambuk yang mengiringi kematian
apa yang dimaksud ?
entahlah
berakhirlah dengan sempurna, mungkin memang tahu
tetapi hanya dengan satu kata
terlalu sulit untuk dilupakan,
terlalu pahit untuk dikenang
sebuah ilusi memori
kosakata baru
apa yang mereka pikirkan ?
dengan mudahnya kau bentangkan kalimat sederhana itu
kecewa, benar - benar kecewa dengan kalimat itu
sederhana memang namun sangat berat
cara, sesuatu yang masih dirumuskan kedalam matematika
sesuatu yang masih dipilih dari ketajaman fisika
namun apakah menimbulkan reaksi kimia ?
apakah kau yakin ?
sungguh tak peduli, apakah ini sebuah tendangan hebat ?
belum bisa, mungkin ini kan selalu kuingat
masih belum bisa kupercaya
kuanggap ini bodoh
aku bodoh, kau puas ?
entahlah kalimat ini mewakilkan atau tidak
aku hanya menuliskan sesuatu yang bisa kutulis
entah ini menghibur atau tidak yang penting aku menulis
kau tau ada keajaiban tersirat dalam hal menulis
ahh mungkin itu hanya mimpi, mimpi yang akan berlanjut dan menemukan titik terang
bingung, semua orang pun bingung
entahlah apa yang harus kukatakan saat ini
aku memang sedang menganga
aku sedang melihat kedepan sesekali kebawah untuk memperhatikan ketikan
aku bercanda, ya aku sedang bercanda
Tuhan tau yang terbaik untukku, pasti Tuhan tidak sedang bercanda,
Dia selalu memahamiku, mengajariku dan menuntunku
aku tak tau seberapa besar Dia menyayangiku
karena Allah Maha Pengasih dan Penyayang
Sekian dari saya, sedikit curahan hati yang mungkin dapat berkenan dengan layak di hati para pembaca, akhir kata dalam Puisi Selimut Bening , See you next time :)
0 komentar "Selimut Bening", Baca atau Masukkan Komentar
Post a Comment